Rahayu Saraswati Mundur: Ujian Politik Perempuan dan Potensi Masa Depan

Oleh: Wentri, Aktivis Perempuan Mamuju Tengah

Mamuju Tengah - Pengunduran diri Rahayu Saraswati Djojohadikusumo dari DPR RI mengejutkan publik sekaligus membuka ruang perdebatan. Di tengah jarangnya politisi yang memilih mundur, langkah ini layak diapresiasi sebagai bentuk tanggung jawab moral dan keberanian politik. Saraswati mengakui kesalahannya, lalu mengambil keputusan yang tidak populer, sebuah sikap yang seharusnya menjadi teladan di parlemen.

Namun, realitasnya tetap meninggalkan kekosongan. Keterwakilan perempuan di DPR kini berkurang, sementara perjuangan untuk memperkuat suara perempuan di politik nasional masih panjang. Kehadiran sosok perempuan muda di parlemen bukan sekadar angka, melainkan simbol perjuangan kesetaraan. Ketika satu figur perempuan mundur, maka daya tawar politik perempuan pun ikut tereduksi.

Meski demikian, perjalanan Saraswati tidak berhenti di titik ini. Sebagai politisi muda dengan latar belakang kuat, ia memiliki potensi besar untuk kembali dalam panggung politik, bahkan tak menutup kemungkinan menempati kursi eksekutif. Isu yang berkembang bahwa dirinya bisa masuk kabinet, misalnya sebagai menteri, memperlihatkan bahwa ruang pengabdian Saraswati justru bisa melebar setelah keluar dari DPR.

Bagi perempuan di daerah seperti Mamuju Tengah, mundurnya Saraswati adalah pengingat bahwa politik tidak bebas dari risiko, tetapi juga bukti bahwa perempuan mampu mengambil keputusan besar dengan berani. Lebih dari itu, ini menjadi momentum refleksi: perjuangan politik perempuan tidak boleh berhenti hanya karena satu figur mundur. Sebaliknya, peristiwa ini harus mendorong lahirnya lebih banyak pemimpin perempuan yang siap mengisi ruang-ruang strategis bangsa.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama