Tabung Melon Langka: Beban Baru bagi Rakyat Kecil

Opini 
Penulis: Alwi Jayadi
Dewan komando Front Pejuang Keadilan Mamuju Tengah

MATENG - Menyoal tabung LPG 3kg yang sering di sebut sebagai tabung melon seringkali mengalami kelangkaan apalagi Ketika mendekati momentum tertentu seperti hari raya, di penghujung tahun 2024 menuju momentum tahun baru 2025 tabung melon Kembali Langkah khususnya di kabupaten mamuju Tengah yang membuat Masyarakat kebingungan. 

Kelangkaan tabung melon membuat rakyat bingung, apakah tabung sengaja untuk di langkahkan agar tabung di pasar berkurang dan harga bisa melonjak, atau memang tabung yang di sediakan oleh negara yang tidak memenuhi kebutuhan konsumen sesuai yang di targetkan untuk menerima tabung melon ini yaitu Masyarakat menegah kebawah.

Kelangkaan tabung melon membuat Masyarakat kecil dan usaha mikro, kecil, menenga (UMKM) menjerit, stoke tabung melon di pasaran sangat susah ditemukan, bahkan jika Masyarakat menemukan tabung melon seringkali dibeli dengan harga yang sangat mahal, sangat jauh dari standarisasi harga yang di tentukan oleh pemerintah, hal seperti ini tentu menjadi masalah yang harus menjadi fokus perhatian pemerintah, seperti pemerintah daerah dalam hal ini Bupati dan juga Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

Akhir-akhir ini kita seringkali membaca berita terkait masalah di republic tercinta ini namun kita sangat jarang mendapati berita akan kemajuan atau prestasi pemerintah dalam menjalankan tupoksinya, entah karena mereka tak bisa bekerja atau memang tak mau bekerja mengurusi rakyat, bahkan dalam hal kelangkaan tabung saja belum mampu di selesaikan sampai hari ini, padahal kelangkaan tabung sudah menjadi masalah yang menaun, artinya masalah ini sudah lama sering berulang, sudah seharusnya pemerintah mendapatkan Solusi dan segera menyelesaikan masalah ini. 

Saya teringat dengan kata-kata yang mengatakan “The leadership is not about position, but about character and action” yang artinya “pemimpin itu bukan tentang posisi tapi tentang karakter dan aksi” melihat peristiwa akhir-akhir ini membuat saya berfikir apakah Daerah dan Negara kita seperti ini karena banyak nya orang yang menduduki poisi di pemerintahan namun tidak punya kemampuan untuk mempin daerah dan negri, sehingga banyak masalah di Tengah masyarakay yang tak kunjung usai, bahkan terkadang masalah yang satu belum selesai sudah muncul lagi masalah baru.

Sudah menjadi keharusan pemerintah untuk merefleks Kembali kepemerintahan ini dan memaksimalkan kerja sesuai tupoksinya. Demi mewujudkan cita-cita bangsa dan negara yaitu kesejahtraan rakyat Indonesia yang jumlahnya sangat banya, bukan hanya befokus pada kesejahtraan pejabat semata, apalagi pada pejabatnya tidak bisa bekerja, sudah selayaknya untuk di keluarkan dari pemerintahan untuk memaksimalkan kerja-kejra pemerintahan, termasuk dalam menyelesaikan kelangkaan tabung melon.

Jika kita fikir banyak peristiwa akhir-akhir ini yang mengalami kemunduran demokrasi, Ketika kesejahtraan rakyat mulaik semakin sulit, namun pejabat semakin di sejahtrakan, gaji terus ditingkatkan walau tidak tau mereka kerja apa, hal seperti ini mengingatkan kita pada masa feodal dimana Masyarakat budak di haruskan memberi upetih pada Raja untuk menjamin kesejahtraan raja walau harus mengenyampingkan kesejahtraan Masyarakat biasa. 

Semoga Pemerintah Daerah Kabupaten Mamuju Tengah segera mengambil langkah strategis untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada di masyarakat Mamuju Tengah khususnya pada kelangkaan tabung melon. Dan juga DPRD bisa bekerja sesuai tupoksinya sebagai perwakilan rakyat untuk mendengarkan rintihan dan jeritan masyarakat kecil untuk kemudian di perjuangkan, tidak berpura-pura tuli akan jerit rakyat, dan pura-pura buta akan masalah yang ada di tengah-tengah masyarakat.