Majene — Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Majene menyoroti kembali lemahnya sistem pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Majene. Hal ini mencuat setelah beredarnya keluhan masyarakat di media sosial mengenai kondisi pasien yang kesulitan mendapatkan obat, hingga keluarga pasien terpaksa membeli kebutuhan dasar pengobatan di apotek luar rumah sakit.
Kadi Ketua bidang PTKP HMI Cabang Majene, menyatakan bahwa persoalan ini bukanlah hal baru dan mencerminkan lemahnya manajemen pelayanan publik di sektor kesehatan.
“Rumah sakit seharusnya menjadi tempat penyembuhan, bukan tempat penderitaan baru bagi rakyat kecil. Jika obat dasar saja tidak tersedia, bagaimana nasib pasien kurang mampu yang tidak punya akses untuk membeli di luar?” tegasnya.
Kadi menilai bahwa kondisi ini merupakan bentuk kelalaian manajemen RSUD dan lemahnya pengawasan Pemerintah Daerah terhadap pelayanan publik. Ketiadaan stok obat seperti paracetamol, obat asam lambung serta alat infus merupakan bukti nyata bahwa sistem logistik dan tanggung jawab pelayanan kesehatan di majene masih jauh dari kata layak.
“Pemerintah Daerah harus segera turun tangan dan pihak RSUD untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengadaan dan distribusi obat. Jangan tunggu rakyat bersidang di jalan baru pelayanan dibenahi,” tambahnya.
Kadi menegaskan komitmennya untuk terus mengawal persoalan ini hingga ada kejelasan dan tindakan nyata dari pihak berwenang. Pelayanan kesehatan adalah hak rakyat, bukan fasilitas yang bisa diabaikan.